BONUS ANGPAO UNTUK SETIAP MEMBER BARU SEBESAR RP 15.000,- | BONUS ANGPAO HARIAN 5% UNTUK SEMUA MEMBER | BONUS REFERRAL UP TO 50 % JOIN US NOW : KARTUGILA.NET
berbagai informasi trik dan tips

PROMO SPECIAL NATAL DAN TAHUN BARU 2018

Nikmati Bonus New Member dan Cashback

1 ID UNTUK SEMUA GAME SPORT, CASINO, POKER, TOGEL

Mari Bergabung Bersama Kami dan Nikmati Berbagai Promo dan Hadiah Menarik

MixBola Adalah Agen Judi Terpecaya dan Terbesar

Bonus Deposit Pertama dan Turn over Mingguan

Mainkan 6 Game Dalam 1 Website

Poker, q-kick, ceme, capsa, live poker, ceme keliling

MINIMAL DEPOSIT TERKECIL DAN PROSES KILAT

Poker Terpecaya dan Terbesar di Indonesia Dengan Pelayanan Terbaik

Saturday, August 5, 2017

Jangan Sampai Negeri Ini Jadi Kancah Konflik Antaragama


http://www.kartuhoki.com/ref.php?ref=TEAMHOKI
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meminta seluruh elemen bangsa untuk mewaspadai benih-benih perpecahan antarumat beragama di Indonesia.

"Waspadai benih-benih yang ingin membuat perpecahan antar dan inter-agama dengan cara mengadu domba," ujar Gatot pada Simakrama Kebangsaan Parisada Hindu Darma di Kota Denpasar, Bali, Jumat (4/8/2017), sebagaimana dikutip siaran resmi Puspen Mabes TNI.

"Benih-benih seperti itu sudah mulai muncul. Maka, jangan sampai negeri ini menjadi kancah konflik antaragama dan antarkelompok agama," tambah dia.

Gatot kemudian mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa Indonesia adalah negara berpenduduk Islam terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17.000 pulau, 1.340 suku, 1.150 bahasa daerah serta agama-agama yang berbeda.

Keanekaragaman itu harus dijaga seluruh elemen bangsa dalam bingkai Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan UUD 1945.

http://www.kartuhoki.com/ref.php?ref=TEAMHOKI 

"Bila tidak ada Islam, bukan Indonesia. Bila tidak ada Kristen, bukan Indonesia. Bila tidak ada Katolik, bukan Indonesia. Bila tidak ada Hindu, bukan Indonesia. Bila tidak ada Buddha, bukan Indonesia dan bila tidak ada Konghucu, bukan Indonesia. Itulah Indonesia kita yang indah," ujar Gatot.

"Itulah yang harus tetap kita jaga dan bina. Kuncinya ada pada Pancasila sebagai dasar negara sekaligus ideologi bangsa Indonesia. Pancasila dirumuskan dengan nilai-nilai ketuhanan yang juga disepakati para pemuka agama saat awal kemerdekaan," tambahnya.

Masih mengutip pernyataan Presiden Jokowi, Gatot juga berharap supaya seluruh elemen bangsa menghayati nilai-nilai Pancasila dalam tindakan kongkret sehari-hari. Bukan hanya terbatas pada slogan dan kata-kata.

Salah Derek, Dishub Minta Maaf dan Kembalikan STNK Pemilik Mobil


http://www.kartuhoki.com/ref.php?ref=TEAMHOKI

Sebuah mobil berwarna putih tampak parkir di trotoar Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat. Tim gabungan dari Pemerintah Kota Jakarta Pusat yang sedang melakukan penertiban pun langsung memasang alat derek pada mobil tersebut.

Mahmun, si pemilik mobil, langsung protes kepada petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang menderek mobilnya. "Bapak, lihat ini. Saya sesuai dengan rambu-rambu ini. Saya parkir di sini karena menurut rambu itu boleh," ujar Mahmun kepada petugas Dishub, Sabtu (5/9/2017).

Ternyata, terdapat rambu larangan parkir tepat di atas mobil Mahmun. Namun, di bawah rambu itu, ada tambahan keterangan bertuliskan "Kecuali Sabtu dan Hari Libur". Itu artinya, mobil Mahmun bisa diparkir di trotoar itu.

http://www.kartuhoki.com/ref.php?ref=TEAMHOKI 

 "Kita bawa saja dulu, bawa dulu. Ini ada kesalahan juga," ujar petugas Dishub.

"Kalau memang rambunya enggak boleh, saya juga enggak akan parkir di sini, Pak," ujar Mahmun.

Petugas Dishub pun tampak berdiskusi mengenai kejadian ini. Setelah itu, petugas akhirnya melepas mobil Mahmun.

"Ya sudah lepas saja, lepas, tapi Bapak jangan parkir di sini lagi ya. Ini salah tapi kita salah juga," ujar petugas Dishub.

"Iya Pak," kata Mahmun.

Petugas Dishub pun menurunkan mesin derek dari mobil Mahmun. Setelah itu, petugas mengembalikan STNK mobil Mahmun.

"Ini Pak kami kembalikan, mohon maaf, tapi ya ini tugas kami, apalagi sedang Bulan Tertib Trotoar," ujar petugas.

Tuesday, August 1, 2017

Pelaku Order Go-Food Pernah Minta Korban untuk Menikahinya

http://www.kartuhoki.com/ref.php?ref=TEAMHOKI

Julianto Sudrajat, korban order fiktif melalui aplikasi ojek online Go-Food,  mengatakan Sugiarti pernah berpura-pura melamar kerja di perusahaan tempat dia bekerja. Sugiarti merupakan tersangka pelaku pememesan Go-Food fiktif yang dialamatkan kepada Julianto yang membuat Julianto harus membayar pesanan itu.

Akibat order fiktif itu, Julianto harus membayar pesanan yang dialamatkan kepadanya yang nilainya mencapai jutaan rupiah. Kesal dengan apa yang dialami, Julianto kemudian melaporkan kejadian itu ke polisi.

Saat ditemui di Mapolres Jakarta Timur, Selasa (1/8/2017), Julianto mengatakan, dia mengenal dan menjalin komunikasi dengan Sugiarti melalui media sosial Facebook selama sepekan. Pada suatu kesempatan, Sugiarti meminta Julianto untuk menikahinya. Namun, Julianto menolak.
Julianto kemudian tak pernah lagi menghubungi Sugiarti. Diduga karena merasa sakit hati, Sugiarti menulis sejumlah status di akun Facebook miliknya yang dinilai menjelek-jelekan Julianto.

"Dia bilang saya menghamilinya, mencurilah," ujar Julianto.

Tak berselang lama, Julianto melihat Sugiarti berada di perusahaan tempat dia bekerja di kawasan Matraman, Jakarta Timur. Ternyata Sugiarti datang dengan berpura-pura melamar kerja. Tujuannya untuk mendapat informasi lebih dalam mengenai Julianto.

http://www.kartuhoki.com/ref.php?ref=TEAMHOKI

Cara Sugiarti berpura-pura melamar dengan menghubungi rekan kerja Julianto. Sugiarti mengetahui rekan kerja Julianto dengan meng-add sejumlah rekan kerja Julianto yang berteman dengan Julianto di Facebook.

Saat bertemu, Julianto meminta penjelasan kepada Sugiarti terkait posting-an di media sosial yang dinilai menjelekan namanya. Julianto mengatakan, saat ditanya Sugiarti tak menjawab dan terkesan menghindar. Padahal, kata Julianto, dia ingin menyelesaikan kasus tersebut dengan cara baik-baik.

"Lewat pihak ketiga (rekan Julianto) dia datang ke kantor. Dia meng-add teman saya semua. Saya tanya kenapa dia jelek-jelekin di media sosial," ujar Julianto.

"Saya berusaha baik-baik ngomongnya, tapi dia langsung kabur," ujar Julianto.