BONUS ANGPAO UNTUK SETIAP MEMBER BARU SEBESAR RP 15.000,- | BONUS ANGPAO HARIAN 5% UNTUK SEMUA MEMBER | BONUS REFERRAL UP TO 50 % JOIN US NOW : KARTUGILA.NET
berbagai informasi trik dan tips

Thursday, February 22, 2018

Perjalanan Kasus Penyerangan Novel Baswedan, 10 Bulan Telah Berlalu

 Perjalanan Kasus Penyerangan Novel Baswedan

Pada Selasa, 11 April tahun lalu, penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK), Novel Baswedan, hendak menjalankan shalat Subuh di Masjid Jami Al Ihsan, Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang letaknya tak jauh dari kediamannya.

Tiba-tiba saja, dua pria yang mengendarai sepeda motor menyiramkan cairan kimia tepat di wajah Novel. Kejadian itu berlangsung begitu cepat sehingga Novel tak sempat mengelak. Tak ada seorang pun yang berada di lokasi saat peristiwa penyiraman itu terjadi.

Novel langsung dibawa ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara. Polsek Kelapa Gading kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara.

Pada sore harinya, Novel dirujuk ke Jakarta Eye Center (JEC) di Menteng, Jakarta Pusat, untuk perawatan dengan alat yang lebih memadai. Kabar mengenai teror yang dialami Novel kemudian beredar luas di masyarakat.


Terkait penyerangan ini, polisi meminta keterangan enam saksi yang berada di sekitar lokasi.

Cairan yang diduga air keras itu pun diperiksa di laboratorium. Namun, polisi belum juga menemui titik terang mengenai pelaku penyiraman hingga Jumat (23/2/2018).

Pada hari penyerangan Novel, Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian membentuk tim khusus untuk menangani kasus itu. Tim tersebut merupakan gabungan dari tim Polres Jakarta Utara, Polda Metro Jaya, dan Mabes Polri.

Ia memastikan bahwa tim tersebut akan bekerja secara maksimal. Tito juga memerintahkan bawahannya untuk menjaga keamanan di kediaman Novel dan di rumah sakit tempat Novel dirawat.

Keesokan harinya, Novel dirujuk ke rumah sakit di Singapura. Novel mendapatkan gangguan di mata sehingga harus menjalani pemulihan dengan peralatan yang lebih mumpuni.

Baca Juga : Ahok Akan Gelar Sidang PK Pada 26 Febuari 2018

Pada 12 April 2017, polisi mulai memeriksa sejumlah saksi dalam kejadian ini. Polisi juga memeriksa keluarga dan asisten rumah tangga Novel.

Tetangga Novel mengaku pernah melihat orang mencurigakan mondar-mandir di sekitar rumah Novel menggunakan sepeda motor.

Namun, saat kejadian, mereka tidak melihat jelas ciri-ciri pelaku. Mereka hanya mengetahui ciri-ciri pelaku menggunakan jaket hitam, helm, dan berboncengan menggunakan sepeda motor.

Sementara itu, menurut asisten rumah tangga Novel, pernah ada seorang pria berperawakan tinggi mendatangi kediaman Novel.

Hari demi hari bergulir, polisi belum juga menemukan petunjuk mengenai pelaku penyerangan Novel.
Hingga pada 19 Juni 2017, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengumumkan mengenai ditemukannya saksi kunci terkait kasus ini.

Menurut dia, saksi kunci tersebut melihat langsung peristiwa penyiraman di depan masjid dekat rumah Novel. Saksi juga disebut mengetahui tipologi pelaku, seperti postur tubuh dan ciri fisik lainnya.

"Selama ini kami punya saksi yang melihat orangnya sebelum kejadian. Jadi, bisa pelakunya, bisa bukan," ujar Tito di gedung KPK, Jakarta, Senin (19/6/2017).


Namun, berbulan-bulan setelah pengumuman tersebut, pelaku penyerangan Novel belum juga terungkap. Hingga saat ini, polisi menyebut telah memeriksa 66 saksi.

Polisi juga memeriksa empat orang yang diduga terlibat dalam penyiram tersebut. Namun, belakangan keempat orang tersebut dilepas.

Alasannya, berdasarkan keterangan para saksi, keempatnya memiliki ciri-ciri berbeda dengan pelaku dari rekaman kamera pemantau (CCTV).

Merilis sketsa pelaku

Pada 24 November 2017, polisi merilis sketsa wajah terduga pelaku. Sketsa tersebut dirilis Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Aziz dalam jumpa pers di gedung KPK.

Sketsa itu dibuat berdasarkan keterangan seorang saksi kunci yang meminta identitasnya dirahasiakan.

Diduga, orang itu merupakan pengendara sepeda motor yang membonceng pelaku penyerangan terhadap Novel.

Berdasarkan sketsa wajah tersebut, polisi meminta partisipasi masyarakat untuk melapor jika mengenali wajah tersebut dengan menghubungi nomor hotline 081398844474. Namun, hingga kini hasilnya nihil.

Kendala polisi

Sejumlah pihak mendesak pengungkapan kasus Novel lekas dirampungkan. Polisi pun memaparkan sejumlah kendala yang dialami.

Salah satu kendalanya adalah tidak jelasnya rekaman CCTV di sekitar lokasi teror Novel. Polisi telah bekerja sama dengan Australian Federal Police (AFP) guna mempelajari gambar rekaman CCTV, tetapi hasilnya masih nihil.


Polisi pun telah memeriksa sejumlah CCTV yang dipasang dalam radius 500 meter dari lokasi penyiraman Novel, tetapi tak menemukan tambahan petunjuk.

Selain itu, tak adanya saksi di sekitar lokasi menjadi penghambat penyelidikan polisi. Laporan masyarakat melalui kontak hotline yang tak valid juga membuat kasus ini tak juga terungkap.

Pada Kamis (22/2/2018), Novel kembali ke Tanah Air setelah 10 bulan menjalani pengobatan di Singapura.

Namun, kasus penyerangan yang membuat mata kirinya menjadi buta itu belum diungkap.

0 comments:

Post a Comment